Archive for November, 2006

Kenapa kita menutup mata, ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
ketika kita berciuman?
Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT…

Kita semua agak aneh…dan hidup sendiri juga agak aneh…
Dan ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya SEJALAN dengan kita.. kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan CINTA..

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan..
Orang2 yang yidak ingin kita tinggalkan…
Tapi ingatlah…melepaskan BUKAN akhir dari dunia..
melainkan awal suatu kehidupan baru..

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
mereka yang tersakiti, mereka yang telah mencari… dan mereka yang telah mencoba..
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kegidupan mereka..

CINTA yang AGUNG?
Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu
MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati bersamanya…

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang..
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh

Entah bagaimana…dalam perjalanan kehidupan,
kamu belajar tentang dirimu sendiri..
dan menyadari..bahwa penyesalan tidak sehausnya ada..
HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan2 kehidupan yang telah kau buat.

TEMAN SEJATI…
mengerti ketika kamu berkata ‘Aku lupa..’
Menunggu selamanya ketika kamu berkata ‘Tunggu sebentar’
Tetap tinggal ketika kamu berkata ‘Tinggalkan aku sendiri’
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata
‘Bolehkah saya masuk?’

MENCINTAI…
BUKANlah bagaimana kamu melupakan..
melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN..
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan..
melainkan bagaimana kamu MENGERTI..
BUKANlah apa yang kamu lihat..
melainkan apa yang kamu RASAKAN..
BUKANlah bagaimana kamu melepaskan..
melainkan bagaimana kamu BERTAHAN..

Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati…
dibandingkan menangis tersedu2..
Air mata yang keluar dapat dihapus..
sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang..

Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang..
Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah,
kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia..
dapat mencintai seseorang..LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri..

Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai
seseorang BUKAN karena orang itu berhenti mencintai
kita MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu
akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

Apabila kamu benar2 mencintai seseorang, jangan lepaskan dia..
Jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu
benar2 mencintai MELAINKAN… BERJUANGLAH demi cintamu
Itulah CINTA SEJATI

Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan
DARIPADA berjalan bersama orang ‘yang tersedia’
Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai
DARIPADA orang yang berada di sekelilingmu
Lebih baik menunggu orang yang tepat kerena hidup ini terlalu
singkat untuk dibuang dengan hanya dengan ‘seseorang’

Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang
PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang
membawamu ke dalam pelukannya dan menangis bersamamu
adalah cinta yang tidak kamu sadari..

Share Button

Astory is told about a soldier who was finally coming home after havingfought in Vietnam. He called his parents from San Francisco.

“Mom and Dad, I’m coming home, but I’ve a favor to ask. I have a friend I’d like to bring home with me.”

“Sure,” they replied, “we’d love to meet him.”

“There’ssomething you should know the son continued, “he was hurt pretty badlyin the fighting. He stepped on a land mind and lost an arm and a leg.He has nowhere else to go, and I want him to come live with us.”

“I’m sorry to hear that, son. Maybe we can help him find somewhere to live.”

“No, Mom and Dad, I want him to live with us.”

“Son,”said the father, “you don’t know what you’re asking. Someone with sucha handicap would be a terrible burden on us. We have our own lives to live, and we can’t let something like this interfere with our lives. It hink you should just come home and forget about this guy. He’ll find away to live on his own.”

Atthat point, the son hung up the phone. The parents heard nothing more from him. A few days later, however, they received a call from the SanFrancisco police. Their son had died after falling from a building,they were told. The police believed it was suicide. The grief – stricken parents flew to San Francisco and were taken to the city morgue toidentify the body of their son. They recognized him, but to their horror they also discovered something they didn’t know, their son had only one arm and one leg.

The parents in this story are like many of us. We find it easy to love those who are good-looking or fun to have around, but we don’t like people who inconvenience us or make us feel uncomfortable. We would rather stay away from people who aren’t as healthy, beautiful, or smartas we are. Thankfully, there’s someone who won’t treat us that way.Someone who loves us with an unconditional love that welcomes us intothe forever family, regardless of how messed up we are.

Tonight,before you tuck yourself in for the night, say a little prayer that Godwill give you the strength you need to accept people as they are, and to help us all be more understanding of those who are different from us!!!

There’sa miracle called Friendship That dwells in the heart You don’t know how it happens Or when it gets started But you know the special lift It always brings And you realize that Friendship Is God’s most precious gift!

Friends are a very rare jewel, indeed. They make you smile and encourage you to succeed They lend an ear, they share a word of praise, and they always want to open their hearts to us.

Share Button

Mencintai seseorang bukan hal yang mudah.

Bagi sebagian orang, termasuk saya tentunya, mencintai orang merupakan proses yang panjang dan melelahkan.

Lelah ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak seimbang antara akal sehat dan nurani.

Lelah ketika kita harus menuruti akal sehat untuk berlaku normal meski semuanya menjadi abnormal.

Lelah ketika mata menjadi buta akibat dari perasaan yang membius tanpa ampun.

Lelah ketika imaginasi menjadi liar oleh khayalan yang terlalu tinggi.

Lelah ketika pikiran menjadi galau oleh harapan yang tidak pasti.

Lelah untuk mencari suatu alasan yang tepat untuk sekedar melempar sesimpul senyum atau sebuah sapaan “apa kabar…”

Lelah untuk secuil kesempatan akan sebuah moment kebersamaan.

Lelah untuk menahan keinginan untuk melihatnya..

Lelah untuk mencari secuil kesempatan menyentuh atau membauinya.

Lelah dan lelah dan lelah..

Hanya sebuah sikap diam dan keheningan yang lebih saya pilih..

Diam menunggu sang waktu memberi sebuah moment.

Diam untuk mencatat segala yang terjadi.

Diam untuk memberi kesempatan otak kembali dalam keadaan normal.

Diam untuk mencari sebuah jalan keluar yang mustahil.

Diam untuk berkaca pada diri sendiri dan bertanya “apakah aku cukup pantas?”

Diam untuk menimbang sebuah konsekuensi dari rasa yang harus dipendam.

Diam dan dalam diam kadang semuanya tetap menjadi tak terarah..

Dan dalam diam itu pula, saya menjadi gila karena sebuah rasa dan pesona tetap mengalir..

Sayangnya, dalam keheningan dan diam yang saya rasakan,

lebih banyak rasa galau daripada sebuah usaha untuk mengembalikan pola pikir yang lebih logis.

Galau ketika mata terus meronta untuk sebuah sekelibat pandangan.

Galau ketika mulut harus terkatup rapat meski sebuah kesempatan sedikit terbuka.

Galau ketika mencintai menjadi sebuah pilihan yang menyakitkan

Galau ketika mencintai hanya akan menambah beban hidup

Galau ketika menyadari bahwa segalanya tidak akan pernah terjadi

Galau ketika tanpa disadari harapan terlanjur membumbung tinggi

Galau ketika semua bahasa tubuh seperti digerakan untuk bertindak bodoh.

Apakah mencintai seseorang senantiasa membuat orang bodoh? Tentu tidak.

Namun itu pula yang saya rasakan selama hampir lebih dari 1 tahun.

Dalam kelelahan, diam dan kegalauan yang saya rasakan selama ini, ada rasa syukur atas berkat dari Sang Hidup atas apa yang saya alami.

Syukur ketika rasa pahit menjadi bagian dari mencintai seseorang.

Syukur ketika berhasil memendam semua rasa untuk tetap berada pada zona diam.

Syukur untuk sebuah pikiran abnormal namun tetap bertingkah normal

Syukur ketika rasa galau merajalela tak terbendung.

Syukur ketika rasa perih tak terhingga datang menyapa.

Syukur karena tak ditemukannya sebuah nyali untuk mengatakan “Aku mencintaimu”

Syukur ketika perasaan hancur lebur menjadi bagian dari mencintai.

Syukur ketika harus menyembunyikan rasa sakit dan cemburu dalam sebaris ucapan “aku baik – baik saja”

Syukur atas rahmat hari yang berantakan akibat rasa pedih yang teramat dalam.

Akhirnya, bagi saya, keputusan untuk mencintai melalui sebaris doa menjadi pilihan yang paling pantas.

Setidaknya, mencintai secara tulus melalui doa, dalam tradisi agama yang saya anut, akan menjadi lebih bermakna,

karena saya diteguhkan dus menjadi berkat atas segala rasa perih yang senantiasa ada didalam diri.

Dalam doa, akhirnya, semuanya kita kembalikan kepada Sang Hidup..

Bahwa mencintai seseorang itu seperti memanggul sebuah salib.

Bahwa terkadang akal dan perasaan campur aduk tak tentu arah.

Bahwa saya juga bukan manusia super..

Bahwa saya juga tidak bisa berlaku pintar sepanjang waktu, setiap hari.

Bahwa saya juga punya kebodohan yang kadang susah untuk diterima akal sehat.

Bahwa dengan segala kekurangan yang ada, saya berani mencintai..

Bahwa saya bersedia membayar harga dari mencintai seseorang..

Bahwa saya bersedia menanggung rasa sakit yang luar biasa..

Bahwa saya mampu untuk tetap hidup meski rasa perih terus menjalar..

Bahwa saya masih memiliki rasa takut akan kehilangan dalam hidup..

Dan hari ini, dari semua pembelajaran yang telah saya terima,

Berkembang menjadi sebuah bentuk KEPASRAHAN.

Sebuah Zona yang terbentuk karena saya merasa tidak berdaya.

Dimana saya merasa tidak memiliki kemampuan untuk membuat segalanya menjadi mungkin.

Dimana saya tidak berani untuk membangun sebuah harapan

Dimana saya tidak berani untuk mengatakan “Aku mencintaimu, mari kita pastikan segalanya, dan semuanya, hanya untuk kita berdua saja”

Dan ini adalah pilihan terakhir yang saya miliki,

Mencintai dalam kepasrahan, tanpa berharap dan tanpa meminta.

Meski sangat susah dan hampir mustahil bagi saya untuk tidak mengingatnya.

Semoga saya bisa.

Dan hingga hari ini, saya masih mencintainya

Saya sadar hal itu akan memberi rasa perih yg teramat dalam

Karena bagi saya, lebih susah untuk tidak mencintainya.

Saya sadar ini adalah sebuah salib yang harus saya pikul.

Dalam perjalanan yang melelahkan, dalam diam dan keheningan

Dan tentunya dalam sebuah KEPASRAHAN yang teramat dalam.

Dari saya yang akan selalu mencintaimu dalam diam

Share Button