K


Karakter tidak dibuat dalam krisis, hanya ditunjukkan.

Beberapa tahun yang lalu dalam sebuah penerbangan dari Orlando, si pilot menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada saat pesawat lepas landas. la cepat-cepat kembali ke bandara Orlando dan memperingatkan para penumpang untuk bersiap-siap menghadapi pendaratan darurat karena sistem hidrolik gagal.

Para penumpang terpaku dan terlihat ketakutan. Banyak yang mulai menangis, dan beberapa orang bahkan meratap-ratap atau berteriak-teriak. Hampir semuanya gelisah dengan satu atau lain cara, namun seorang wanita terus berhicara dengan suara yang tenang dan biasa saja. la menatap wajah putrinya yang berusia empat tahun, yang mendengarkan dia dengan sungguh – sungguh.

Wanita itu berkata, “Ibu sangat menyayangimu. Kamu tahu Ibu menyayangimu lebih dari segalanya?”

“Ya, Ibu?”

Si ibu melanjutkan, “Dan ingat, tak peduli apa pun yang terjadi, Ibu selalu menyayangimu. Dan kamu adalah anak yang baik. Kadang-kadang terjadi hal-hal yang bukan kesalahanmu. Kamu tetap seorang anak yang baik dan kasih Ibu akan selalu menyertaimu.

Lalu si ibu menutupi tubuh putrinya dengan tubuhnya, mengikatkan sabuk pengaman di atas mereka berdua, dan bersiap kalau-kalau pesawat mereka jatuh. Kasih dan karakter si ibu memberi putrinya keberanian. Sungguh suatu mukjizat, sistem pendaratan dapat berfungsi. Pesawat itu mendarat dengan selamat.

Karakter dibangun selapis demi selapis, tidak dalam satu tindakan besar. “Memiliki apa yang dibutuhkan ” untuk hari esok merupakan hasil langsung dari “melakukan apa yang benar” hari ini.

Sumber: Kisah-kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Semua Orang

Share Button

Ketika masalah datang dan sepertinya tidak ada jalan keluar penyelesaiannya, aku datang menghadap-Nya dan duduk dibawah kaki-Nya,

Kataku, “Tuhan, mengapa Engkau mengijinkan semua ini terjadi didalam hidupku ?”

Jawab-Nya, “Apa hikmat yang kau dapat dari semua ini ?”

Jawabku, “Saya mulai rajin berdoa memohon kekuatan, membaca Sabda-Mu dan masih banyak lagi.”

Kata-Nya, “Teruskan semua itu. Janganlah kamu berhenti melakukan semua itu.”

Tanyaku lagi, “Lalu, sampai kapan semua masalah ini berakhir ?”

Jawab-Nya, “Karena rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalan-Ku bukanlah jalanmu.

Apakah engkau tidka percaya akan rancangan-Ku atas hidupmu ?”

Jawabku, “Tuhan, kuatkanlah hatiku, teguhkanlah imanku, buat aku melihat keajaiban-Mu.
Berikanlah rahmat kebijaksanaan kepadaku dan rahmat pengertian.
Isilah terus hati yang kosong dengan Cinta Kasih yang berasal dari-Mu.
Ingatkanlah terus bahwa setiap yang terjadi pasti ada hikmat yang bisa diambil dan tanamkanlah terus menerus bahwa suatu hari akan indah pada waktunya.
Bukan waktuku namun waktu-Mu.
Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu saja, bukan kehendakku.
Terima kasih Yesus ku.”

Share Button

Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

“Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu.

“Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada”, jawab anak itu.

Keheningan adalah pekerjaan rumah yang paling sulit diselesaikan selama hidup. Sering secara tidak sadar kita terjerumus dalam seribu satu macam ‘kesibukan dan kegaduhan’. Ada baiknya kita menenangkan diri kita terlebih dahulu sebelum mulai melangkah menghadapi setiap permasalahan. “Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.” (Pengkhotbah 4:6). ”

—————————–
Tarsis Sigho IV Taipei

Share Button

« Previous PageNext Page »